Aku punya sebuah cerita, tentang seorang gadis biasa yang jatuh
cinta pada seorang pangeran. Sosok yang begitu sederhana namun penuh dengan
kharisma. Bagi si gadis biasa, hanya sang pangeralah sosok paling sempurna yang
pernah ia temui. Bersusah payah sang gadis melakukan usaha, hingga akhirnya ia
bisa masuk kedalam lingkungan kerajaan. Meski hanya menjadi pelayan istana yang
tak berharga, asalkan ia bisa melihat karya tuhan yang paling sempurna di
hatinya, ia akan mengucpkan kata syukur sebanyak-banyaknya.
Hari berganti minggu, lalu berganti bulan,
kemudian berganti tahun. Hingga pada tahun kedua, sang gadis tak juga
menunjukkan rasa kagumnya. Ia hanya memendamnya dalam hati. Berharap sang
pangeran akan menyadari apa yang ia rasakan. Kau tahu istilah "harapan
semu". Ya, sebuah harapan yang tak akan pernah menjadi kenyataan.
Suatu hari, tibalah waktunya sang pangeran untuk
menjadi wakil istana, menggantikan baginda raja untuk menghadiri sebuah
pertemuan dalam tujuan persahabatan antar negara. Dan diluar dugaan, hal itu
membutuhkan waktu yang lama. Bahkan kemungkinan pangeran tak akan pernah
kembali ke istana.
Hari itupun datang. Tanpa ada yang meminta dan
menunggu. Pangerannya pergi. Entah kapan akan kembali. Sampai akhir, sang gadis
tetaplah menjadi gadis biasa. Tanpa pernah merasakan rasanya di lihat oleh
seorang pangeran. Tidak. Bukan lagi sosok pangeran. Tapi sosok orang yang
begitu dicintainya. Hingga akhirnya, ia hanya bisa menahan semua perasaan itu
tanpa terbalas meski hanya sedetik dalam hidupnya.
itu hanya sebagian kisah antara sang gadis dan pangeran. sebuah dongeng penghantar tidur yang selalu menemani malamku hingga aku terlelap. berharap sang pangeran dan si gadis biasa akan bersama. namun aku bukan penulis. itulah yang telah tertulis diatas lembaran buku dongeng tersebut. tak ada yang bisa kulakukan, karena itulah jalan cerita yang telah ditakdirkan untuk si gadis biasa dan pangerannya.
itu hanya sebagian kisah antara sang gadis dan pangeran. sebuah dongeng penghantar tidur yang selalu menemani malamku hingga aku terlelap. berharap sang pangeran dan si gadis biasa akan bersama. namun aku bukan penulis. itulah yang telah tertulis diatas lembaran buku dongeng tersebut. tak ada yang bisa kulakukan, karena itulah jalan cerita yang telah ditakdirkan untuk si gadis biasa dan pangerannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar