Minggu, 07 Agustus 2011

FF : "It's Just My Dream" (oneshot)

tittle : it's just my dream
author : Kang hye sun
pembuat cerita : Jung Rae Rim #numpang eksis
cast : kang hye sun, onew, jung rae rim, park seung rin
genre : romance, sad, tragedy, dream
ratting : siapapun boleh baca
summary : tertidur, bermimpi, adalah hal yang wajar. terkadang kita tidak ingin bangun dari tidur saat memimpikan oang yang kita sayangi. tapi bagimana jika seseorang itu pergi didalam mimpi kita ? dan kita tidak akan bisa bangun dari tidur. kesal ? sedih ? ingin mengangis ? dan bahkan menyalahkan takdir ? baiklah.. apapun itu semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi pada semua orang yang kita sayangi.


Hari ini aku sama sekali tidak bisa tenang. Aku melihat layar handphoneku, lalu melihat jam yang tergantung didalam kamarku. Kembali melihat layar handphoneku. Sesekali aku melihat keluar dari jendela kamarku. Membuka pintu rumahku. Begitu yang kulakukan sepanjang hari ini.

kalau kalian bertanya apa yang terjadi padaku, maka jawabannya aku sedang menunggu kedatangan seseorang. Seseorang yang telah menemaniku selama 3 tahun ini. tapi bukan itu yang aku resahkan. Sejak 3 hari yang lalau dia sama sekali tidak memberikan kabar padaku. tidak menulis e-mail, tidak menelpon, tidak memberi pesan dan jika aku menghubunginya, handphonenya tidak aktif. Seluruh e-mail dan pesan yang kukirim padanya tak ada satupun yang dibalas.

Tentu saja aku sangat khawatir  karena itu semua. Takut-takut jika sesuatu yang buruk terjadi padanya. Bagaimana kalau dia kecelakaan dijalan sepi. Tak ada yang mengenalnya. Bagaimana kalau dia hilang ingatan karena kecelakaan itu. Tak ada satupun yang diingatnya. Siapa yang akan membantunya. Bagaimana kalau dia sakit. Siapa yang merawatnya. Apa jangan-jangan dia terkunci dirumahnya dan handphonenya rusak.

“ ah…. Kang Hye Sun pabo. Jangan berfikir yang tidak-tidak. “ aku mengacak rambutku yang sudah tidak berbentuk lagi. Itulah kejelekanku. Selalu berfikir yang tidak-tidak kalau sedang bingung.

Siang ini matahari bersinar snagat cerah. Bahkan terlewat cerah sampai panasnya menusuk tulangku. Pendingin ruangan sudah kuturunkan dengan suhu paling rendah. Tapi kenapa masih terasa panas. Baiklah. Aku akan duduk manis menunggu kabar dari orang itu.

Niatku hanya ingin duduk manis menunggu kabar dari orang yang akan segera menjadi tunanganku itu, tapi diluar dugaan aku tertidur dengan manisnya di sofa yang terletak didepan TV.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
“ hye sun !!! irona !!! jebal irona !!! “ suara keras seseorang membangunkanku yang sedang tertidur dengan pulas.

Mataku mengerjap menahan cahaya lampu yang langsung menusuk mataku. 1 detik… 2 detik… 3 detik… mataku mulai bisa beradaptasi dengan cahaya yang langsung menyerbu masuk. Disaat bersamaan, aku baru sadar kalau ada seseorang yang berteriak membangunkanku. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah temanku sejak SMP, Jung Rae Rim.

“ ada apa, teriak teriak begitu ? “ aku menurunkan kakiku kelantai untuk mengubah posisiku yang barbaring menjadi duduk. Sesaat pikiranku melayang. Lalu aku tersadar saat aku tidak sengaja menatap jam yang terpampang di dinding ruang tengahku. “ apa ?! jam 7 malam ?! aku tertidur selama 5 jam.” Tambahku

“ itu tidak penting sekarang. Ayo ikut aku. “ dengan terburu-buru, rae rim menarik tanganku untuk mengikutinya. Dia menarikku keluar rumah dan masuk kedalam mobilnya.

“ kita mau kemana ? hey kau sadar tidak. aku masih pakai celana pendek dan kaos. Setidaknya biarkan aku mengganti baju dulu kalau kau ingin mengajakku pergi jalan-jalan. Oh dear…. Kau lihat sekarang “ aku menaikkan sebelah kakiku dan memperlihatkannya pada rae rim “ aku masih pakai sandal rumahku” lanjutku. Tapi rae rim sama sekali tidak menghiraukanku. Dia malah semakin laju mengendarai mobilnya. Raut wajahnya sangat panic.

“ kau tidak akan mempermasalahkan penampilanmu saat ini begitu kau tau apa yang telah terjadi“  jawabnya singkat.

Aku semakin bingung dengan perkataan rae rim. “ sebenarnya kau mau mengajakku kemana ? apa yang terjadi ? “
rae rim hanya berkata “ nanti kau juga tahu. Sebaiknya sekarang kau berdoa saja semoga tidak ada sesuatu yang buruk terjadi “ lalu kembali terdiam dan tetap menatap lurus kedepan.

Seharusnya kau bilang semoga kita selamat, jung rae rim. Kau mengendarai mobilmu dengan sangat laju.

Seakan mengerti apa yang ada dipikiranku, rae rim berkata “ kalau aku tidak laju, kita tidak akan sampai tepat waktu “

Aku menatap rae rim dengan bingung. Sebenarnya apa yang sedang terjadi, sih ?
“ hye sunnie. apapun yang terjadi, tetaplah menjadi dirimu. Araseo !? “ katanya tiba-tiba saat aku sedang asik dengan lamunanku akan kebingungan yang melanda pikiranku. Dan sesaat kemudian, mobil rae rim pun berhenti. Aku semakin bingung saat mengetahui kalau mobil rae rim tepat berhenti didepan sebuah rumah sakit.

“ kenapa kau membawaku kesini ? siapa yang sakit ? “ rae rim tetap tidak menjawab. Dia hanya menarik tanganku. tatapannnya lurus kedepan. Kami menaiki lift hingga sampai dlantai 3 rumah sakit ini. rae rim terus menarikku menuju kedepan sebuah ruangan dengan kaca besar.

“ ada apa ? kenapa kita berhenti ? apa sudah sampai ? “ tanyaku saat rae rim melepaskan tanganku.

“ lihatlah siapa yang terbaring disana “ nada suaranya datar. dia memandangku dengan teduh. Seakan berkata “ Kau harus kuat kang hye sun “.

Dengan ragu aku membalikkan arah pandanganku menghadap ke tempat yang ditunjukkan rae rim. Aku masih tidak bisa menangkap maksud rae rim. Seakan mengerti pikiranku, dia kembali berkata “ masuklah. Kau tidak akan mengerti jika kau tidak masuk. “

Sekarang entah mengapa perasaanku tidak enak. Kenapa aku disuruh masuk ? apa ini ada hubungannya denganku ?. sekali lagi aku menatap rae rim yang masih berdiri seperti patung di depan kaca itu sambil menatapku. Denagn sedikit keraguan, aku melangkahkan kakiku masuk kedalam ruangan itu. mataku tertuju pada papan nama yang tergantung dibawah tempat tidur pasien itu. perlahan aku membaca nama yang tertulis dipapan itu.

“ LEE JIN KI “

Aku mebulatkan mataku dan menutup mulutku. Benarkah semua ini. aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Sekali lagi aku melihat papan identitas yang tergantung itu. aku pasti salah baca. Bukan. Itu pasti bukan dia. Ini pasti hanya karena aku yang terlalu kepikiran olehnya. Atau mungkin ini hanya namanya saja yang sama. Atau mungkin ini… ini… ya Tuhan… ini benar dia. Dia namjachinguku Onew.

Aku berlari menghampiri tempat tidurnya. Entah sejak kapan pipiku basah oleh air mataku. Itu tidak penting sekarang. Yang penting adalah bagaimana bisa dia terbaring disini sekarang.

Aku memandanginya dari kepala sampai kaki masih dengan tangisan. Berbagai selang terpasang ditubuhnya. Alat bantu pernafasan terpasang di hidungnya. Pendeteksi denyut jantung berbunyi menghiasi ruangan yang sepi. Dia tidak tersenyum. Dia tidak melihatku. dia tidak berbicara. Apa dia menyadari kehadiranku.

Aku duduk dikursi yang terletak tepat disampingnya. Tanganku mengenggam tangannya dan kutempelkan tangannya itu disamping pipiku.

Aku menyadari kehadiran rae rim dibelakangku. Dia menyentuh pundakku.

“ sejak kapan dia seperti ini ? “ tanyaku masih tidak melepaskan mataku dari onew. Aku takut kalau jika aku melepaskan pandnaganku darinya walau hanya sedetik, dia akan pergi meninggalkanku.

“ maaf, hye sunnie. aku juga baru tahu hari ini. Key yang memberitahuku. dia sudah disini selama 3 hari. Dia mengalami kecelakaan disebuah jalan yang cukup sepi karena dia ingin memotong jalan untuk lebih cepat sampai dirumahnya. Awalnya tidak terjadi apa-apa. Tapi sejak kemarin, dia koma dan belum sadarkan diri “ dapat kurasakan kalau dia tidak menatapku. Pandangannya lurus kedepan tertuju pada objek yang sama denganku.
Aku mendengarkan penjelasan rae rim dengan cermat. Tapi aku tidak membalas perkataannya. Aku masih tidak percaya dengan yang terjadi saat ini.

“ onew… mianhae aku baru bisa datang sekarang. Onew.. irona. Jebal… irona. ya!!! Lee Jin Ki !!!.. kau mendengarku, kan ! kau pasti mendengarku. Apa aku perlu memanggimu oppa dulu baru kamu akan bangun ? oppa !!! irona “ air mata ku yang sempat terhenti beberapa saat kembali mengalir. Kali ini aku ikut terisak. Melihatku seperti itu, rae rim langsung mendekapku. Aku hanya pasrah saja dalam dekapannya sambil terus terisak.

Tiba-tiba saja lampu merah yang tertempel di dinding tepat diatas temap tidur onew menyala. bersamaan dengan itu, seorang dokter wanita, 2 orang suster, dan 5 orang asistennya menyerbu masuk kedalam ruangannya. Aku baru menyadari kalau bunyi alat pendeteksi jantung yang terhubung ketubuhnya, berbeda. Bunyinya tidak seperti biasanya. Dokter yang tak lain adalah eonienya rae rim itu terlihat panic. Seorang suster menutup tirai yang mengelilingi tempat tidurnya. Sementara yang seorang lagi menggiring kami untuk keluar. Aku masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Tapi entah mengapa air mataku kembali keluar dengan derasnya. Bahkan lebih deras dari sebelumya.


Aku terus seperti itu sambil memandangi apa yang terjadi didalam sana. Pantulan diriku saat itu terlihat samar-samar dipermukaan kaca transparan yang memisahkan onew dan tempatku sekarang. Sungguh berantakan. Mataku bengkak karena menangis sejak tadi. Rambutku berantakan karena aku belum sempat menyisir rambut saat datang ketempat ini. Wajahku sangat lusuh. Tapi itu bukan masalah sakarang. Yang jadi masalah adalah apa yang sebenarnya terjadi pada namjachinguku.

Aku masih berkutat dengan pikiranku saat seung rin eonie keluar dari kamar onew. Hampir saja dia pergi begitu saja tanpa menjelaskan apapun padaku. tapi aku segera memanggilnya.

“ eonie, apa yang terjadi tadi ? tak ada sesuatu yang buruk, kan ? onew… dia baik-baik saja, kan ? ”. seung rin eonie hanya diam. Aku semakin penasaran dan tidak bisa mengontrol emosiku lagi. “ jawab eonie !!”. teriakku. Aku yakin setelah aku berhenti menagis, mungkin aku tidak akan bisa menangis lagi. Karena air mataku saat itu mengalir begitu deras.

akhirnya seung rin eonie memberikan reaksi. Tapi reaksi yang sama sekali tidak ingin aku lihat. Dia menggeleng. Lalu berkata “ mianhae, hye sunnie. Kamu harus bisa menerima kenyataan. Kami sudah berusaha “ lalu menepuk pundakku sebentar, kemudian berlalu.

Tangisku semakin menjadi-jadi. Aku berteriak sekeras-kerasnya. Aku tidak perduli kalau pita suaraku putus karena aku berteriak seperti ini. Melihat keadaanku, rae rim langsung memelukku. Seketika itu juga tenagaku habis dan aku ambruk dipelukan rae rim. Sebelum aku ambruk, aku sempat melihat onew yang wajahnya telah ditutup oleh salah satu dari kedua suster itu. lalu semuanya menjadi gelap.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

“ hye sunnie !!! bangun !!! ayo cepat !!! kau mau tidur sampai kapan, hah ? ya !!!  kalau kau memang ingin tidur, setidaknya jangan disini. Masuklah kekamarmu dan tidur ditempat tidurmu. Jangan disofa seperti ini “ ocehan seseorang membuatku terbangun dari tidurku. Suaranya sangat kukenal. Suara seorang namja.

mataku mengerjap untuk beradaptasi dengan cahaya lampu diruangan ini. Tak lama kemudian, mataku sudah bisa melihat semuanya dengan jelas. Dan aku sangat terkejut saat melihat orang itu sedang berjongkok menghadapku yang tertidur disofa.

“ onew !! “ reflex aku langsung memeluknya. Dia timpang karena perlakuanku yang tiba-tiba.

“ hey.. hey.. kau kenapa ? tau-tau langsung peluk-peluk gitu “ tanyanya heran.

“ kamu ga’ papa ? ga’ ada yang sakit, kan ? “ aku menanyakannya dengan nada memburu.

“ tidak. aku bahkan tidak kekurangan sesuatu apapun. Kau kenapa, sih ? “ dia masih menatapku dengan heran dan bingung.

“ sukurlah “ tiba-tiba saja aku menangis. Aku sendiri juga tidak tau mengapa aku menangis.

“ hey.. hey kau kenapa ? kenapa tiba-tiba menangis ? apa aku buat salah ? kalau begitu aku minta maaf. Sudahlah.. jangan menangis lagi “ dia menghapus air mata yang terus mengalir di pipiku lalu memelukku.

“ jangan pergi. Jangan tinggalkan aku “ aku berkata lirih didalam pelukannya

“ aku tidak akan pernah meninggalkanmu, hye sunnie “ suaranya sangat lembut terdengar ditelingaku.

“ yaksokhaeyo ? ” aku melepaskan pelukan onew. Menatap kedua bola matanya yang membuatku tidak ingin kehilangan dia.

“ yaksokhae “ jawabnya dan aku tersneyum mendengar jawabannya itu. Hening sesaat, lalu dia kembali berkata “ sekarang ceritakan kepadaku, kenapa kau seperti tadi ? “

“ itu semua gara-gara kamu, tau. 3 hari tanpa kabar dan tidak bisa dihubungi. Kau kan tahu kalau aku sering sekali berfikir negative kalau sedang khawatir. Kau tahu ? aku itu mengkhawatirkan kamu. Tadi aku mimpi kalau kamu kecelakaan dan koma, terus akhirnya kamu pergi tanpa sepatah katapun. “ hampir saja aku kembali menagis mengingat mimpiku itu.

“ kalau begitu aku minta maaf. Handphoneku rusak dan harus diservis. 3 hari ini aku sangat sibuk. Sampai makanpun aku tidak bisa. Dan 3 jam lalu, urusanku baru saja selesai. Sehingga aku bisa menemuimu sekarang. Tapi terimakasih “ dia tersenyum menatapku saat mengucapkan kalimat terakhir.
Aku bingung dengan kalimat terakhirnya. “ terimakasih ? untuk apa ? “

“ terimakasih karena sudah mengkhawatirkanku “ dia mengacak rambutku yang memang sudah berantakan. Lalu bangkit berdiri dan merenggangkan otot-otot tubuhnya. “ dan aku akan lebih berterimakasih lagi kalau sekarang kamu membuatkan aku ayam goreng. Kau tau ? aku lapar sekali“  lanjutnya sambil mengeluarkan puppy eyesnya yang sangat mempan padaku. karena aku tidak bisa menolak kalau dia mengeluarkan puppy eyesnya itu.

“ ah.. aku tahu maksud tersembunyimu. Tapi baiklah. Aku akan membuatkan ayam goreng untukmu. Kau tunggu disni saja “ aku beranjak dari tempatku semula dan berjalan menuju dapur. Tapi langkahku terhenti saat dia kembali memanggilku.

“ hye sunnie !! “
Aku membalikkan badanku menatapnya “ apa ? “

“ tapi aku tidak bohong soal yang aku katakan padamu sebelumnya “ lalu kembali terfokus pada majalah yang ada di tangannya.

Aku tersenyum sekilas lalu berkata “ aku tahu. Dan aku percaya padamu “ omo.. apa yang kukatakan tadi. Aku tidak percaya aku mengatakan hal seromantis itu padanya. Ah… pasti sekarang wajahku sudah lebih merah dari buah chery yang paling merah sekalipun.

Tapi aku senang. Semua itu tidak terjadi dalam kenyataan. Semoga tidak ada dejavu untuk hal ini. Thank's God :) it's just my dream :))


The End
ada beberapa kata2 yang salah ketik. jadi mohon dimaafkan :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar