tittle : the second opportunity (one shot)
genre : romance, sad, dream
summary : Akankah kesempatan kedua itu ada ? seandainya aku boleh meminta, bolehkah aku meminta waktu kembali ke awal. Sebelum ini terjadi, dan sebelum semua ini terjadi. Ijinkan aku memperbaiki kesalahanku, walau hanya 30 menit waktu yang kupunya.
Jam tanganku tepat menunjukkan pukul 03.00. 15 menit yang lalu, rae rim menelponku. Dia memeintaku untuk menemuinya di sebuah café coffe yang menjadi tempat favorite kita. Sejak tadi, entah mengapa perasaanku tidak enak. Suaranya ditelpon terdengar parau dan sedikit serak. Apa dia sakit ? tapi kenapa dia mengajakku bertemu di café ?
Dengan berbagai pikiran buruk yang macam-macam tentangnya, aku sedikit berlari menuju café itu. dari balik pintu masuk, aku dapat melihat dia duduk sambil memegang cangkir putih yang kuyakini berisi coffee late. Rasa kopi kesukaannya. Dia juga menundukkan kepalanya. Aku jadi tak bisa melihat ekspresinya.
“ rae rim “ sapaku saat aku tiba dihadapannya. Dia mengangkat kepalanya dan menetapku dnegan senyuman.
“ cepat sekali kau datang, oppa “ ucapnya. Suaranya sama. Terdnegar parau dan sedikit serak. Aku jadi makin khawatir padanya.
“ kau kenapa ? sakit ? tidak enak badan ? “ mungkin pertanyaanku ini terdnegar emmburu, tapi aku yakin semua namja pasti akan melakukan hal yang sama saat melihat yeojanya lain dari biasanya seperti rae rim saat ini.
“ ahni… duduklah. Ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan padamu “
Deg… perasaan apa ini ? kenapa tiba-tiba udara disekitarku terasa berkurang. Seperti sesuatu yang tidak ingin terjadi, akna terjadi sekarang. ya Tuhan… semoga ini bukan sesuatu yang buruk.
“ a… ada apa ? “ tanyaku sedikit tergagap.
Lagi-lagi dia tersenyum.” Mianhae oppa… aku rasa semuanya harus berakhir disini. Aku harus pergi. aku harus menyusul eonni-ku ke eropa. Kau tidak suka hubungan jarak jauh, kan ? jadi lebih baik kita akhiri saja. Carilah yeoja yang jauh lebih baik dariku. “ saat mengucapkan kalimat itu, matanya sama sekali tidka menatapku. Dia terus menatap cangkir yang berisi coffee late miliknya itu smabil tangannya menggenggam cangkirnya.
Benar… sesuatu yang buruk telah terjadi. Apa hubungan kami harus berakhir disini ? haruskah ? hubungan jarak jauh. Aku emmang tak suka dnegan cara seperti itu. tapi, haruskah dia pergi menyusul eonni-nya ? haruskah semua ini berakhir ?
Aku memajukan posisi dudukku. Ingin rasanya aku menggenggam tangannya itu. tapi saat tanganku mulai menyentuh ujung kulitnya, dia memundurkan tangannya.
Sambil melepas cincin yang dulu kuberikan padanya sebagai pengikat antara kami berdua, dia berkata “ ku kembalikan cincin ini padamu. berikan dia pada orang yang tepat dan terbaik untukmu. “
Saat itu, aku melihat dia tersenyum. Namun butiran air matanya yang bening, terus menerus keluar dari mata indahnya yang kini memerah dan sedikit sembab. Aku tahu, dia memaksakan sneyumannya. Bukan ini yang ingin kulihat darimu rae rim. Tersenyumlah. Senyuman yang sebenarnya.
Sesaat kemudian, masih dengan butiran bening yang membasahi pipinya, dia melanjutkan kalimatnya “ lupakan aku. karena entah aku kembali, atau tidak, akupun tidak tahu. jadi, selamat tinggal, oppa. aku harus pergi “ ujarnya. Lalu sesaat kemudian, dia berlalu dari hadapanku. Aku tidak tahu harus melakukan apa. otakku terlalu lemah untuk mencerna semua ini, dan tubuhku masih terlalu lelah akibat shock dnegan situasi yang tiba-tiba seperti ini. dengans enidirinya dan tanpa bisa kukontrol, air mataku jatuh membasahi pipiku. Terus turun, hingga akhirnya jatuh ke dalam cangkir coffee hitan yang kupesan sebelumnya.
Saat itu juga, aku merasa menjadi orang bodoh sedunia. Aku egois. Hanya memikirkan diri sendiri. kenapa tadi aku tidka menahannya ? kau bodoh, kyuhyun. kau memang bodoh. Kau bahkan hanya menangis disini. Cepat kejar dia, dan katakana kalau semuanya tidka perlu berakhir. Kamu masih ingin bersamanya. Kamu maish mencintainya. Cepat katakana itu padanya.
Seolah mengikuti kata hatiku, aku berlari menyusuri jalan yang kira-kira dia lewati. Aku tidka peduli dnegan cangkir yang terjatuh akibat tanganku yang tidak sengaja menyenggolnya. Yang ada dipikiranku sekarang adalah mengatakan semua yang ingin kukatakan padanya.
Aku berhenti sekilas saat melihat sosok yeoja yang membuatku berlari itu sedang berjalan menyusuri trotoar. Senyum kelegaan segera terhias dibibirku. Namun senyuman itu segera menghilang saat aku melihat syal yang dipakainya ternag ditiup angin. Rae rim pun berbalik untuk emngambil syal miliknya yang tergeletak dijalanan itu.
“ andweeeeeeeeee !!!! “ aku berteriak saat melihat sebuah mobil melaju kencang dari arah yang berlawanan. Tepat kearahnya yang sedang memungut syalnya. Dengan segera, aku berlari. Tapi takdir berkata lain. sekuat apapun kau berlari, jika takdir sudah ikut bermain, semua itu tak ada gunanya. Tubuh rae rim tergeletak dijalanan. Darah emngucur deras dari kepalanya. Saat itu juga, nafasnya berhenti. dia pergi. kali ini, dia benar-benar pergi. benar kata orang, penyesalan akan datang terakhir.
Tak peduli warna merah darah terus membasahi dan mengotori bajuku. Aku terus memeluknya. Menangsii semua kebodohanku dna penyesalanku. 30 emnit yang lalu. bisakah waktu itu terulang ? bisakah aku kembali ke 30 menit yang lalu ? akan kubuat takdir berubah. Biarkan aku emmperbaiki kesalahanku dan kebodohanku. Tuhan…. Aku mohon.
Tek… tek… tek…
Suara jarum jam ditangan rae rim maish berbunyi dan berdetak dengan irama yang sama. Namun ada yang aneh. Jarum detiknya. Jarum detiknya bergerak kearah yang berlawanan. Semua kembali, tuhan mendengar permintaanku. Kesempatan kedua dan mungkin kesempatan terakhir. Tak akan kubiarkan semua ini berakhir seperti ini.
……………………………………………………………………………………………………………
Sekarang disinilah aku. di embatan yang sama seperti 30 meit yang lalu. tak mau membuang banyak waktu, segera aku berlari ke café tampat rae rim menungguku.
“ rae rim “ sapaku saat aku tiba dihadapannya. Aku mengulang semuanya dari awal lagi. Dia mengangkat kepalanya dan menetapku dnegan senyuman.
“ cepat sekali kau datang, oppa “ ucapnya. Suaranya sama. Terdnegar parau dan sedikit serak.
“ kau kenapa ? sakit ? tidak enak badan ? “ mungkin ini adalah bagian dari dialog. Sebenarnya, aku tidka ingin emmbuang wkatu dnegan mangatakan hal ini. aku sudha tahu apa yang akan terjadi nanti.
“ ahni… duduklah. Ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan padamu “
“ a… ada apa ? “
Lagi-lagi dia tersenyum. Senyuamn yang baru aku sadari sekarang. sneyuman yang dipaksakan ” Mianhae oppa… aku rasa semuanya harus berakhir disini. Aku harus pergi. aku harus menyusul eonni-ku ke eropa. Kau tidak suka hubungan jarak jauh, kan ? jadi lebih baik kita akhiri saja. Carilah yeoja yang jauh lebih baik dariku. “ sama seperti sebelumnya, saat mengucapkan kalimat itu, matanya sama sekali tidka menatapku. Dia terus menatap cangkir yang berisi coffee late miliknya itu smabil tangannya menggenggam cangkirnya.
Aku memajukan posisi dudukku. Kuulang adegan saat aku akan memegang tangannya. Tapi dengan cepat, dia kembali menarik tangnnya.
Sambil melepas cincin yang dulu kuberikan padanya sebagai pengikat antara kami berdua, dia berkata “ ku kembalikan cincin ini padamu. berikan dia pada orang yang tepat dan terbaik untukmu. “
Saat itu, aku melihat dia tersenyum. Namun butiran air matanya yang bening, terus menerus keluar dari mata indahnya yang kini memerah dan sedikit sembab.
Sesaat kemudian, masih dengan butiran bening yang membasahi pipinya, dia melanjutkan kalimatnya “ lupakan aku. karena entah aku kembali, atau tidak, akupun tidak tahu. jadi, selamat tinggal, oppa. aku harus pergi “ ujarnya. Lalu sesaat kemudian, dia berlalu dari hadapanku.
Tidaka kan kubiarkan hal itu terjadi 2 kali. jika tadi aku membiarkannya pergi, sekarang, aku menahan tangnnya. Sesuai dugaanku, dia berhenti. inilah saatnya aku memperbaiki kesalahanku.
“ rae rim, aku tidka peduli lagi dengan hubungan jarak jauh itu. sekarang aku tahu seberapa pentingnya kamu untukku. beribu yeoja yang aku temui, aku akan hanya memilihmu. Beribu tahun kau pergi, aku akna terus menunggumu. Walaupun aku tidka tahu kapan akhirnya semua itu. tak ada kata selamat tinggal lagi, tak ada ekspresi sedih lagi. Saranghae, Jung Rae Rim “ ujarku sambil memeluknya dari belakang.
Rae rim berbalik menatapku. Mata sembabnya menghilang begitu saja. wajahnya berubah menjadi cerah. Senyumannya kembali. dia kembali tersneyum. Senyuman yang paling aku suka darinya. denga sekali langkah, dia berbalik memelukku membalas pelukanku padanya. Dengan jelas,a ku dpaat mendnegar dia membisikkan satu kalimat yang membuatku makin tidka ingin berpisah darinya. “ nado saranghae, oppa “ aku makin memeluknya dnegan erat, seolah tak ingin kembali kehilangannya. You’re my precious, rae rim. I’m here, because of you.
Kami kembali menyusuri jalanan yang sama, hanya bedanya, kini kami jalan berdampingan. Sneyum kebahgaian terus menghiasi bibir kami. Aku memegang tangannya berjalan beriringan. Candaan dan candaan tak henti-hentinya keluar dari mulut kami. Membuat kami semakin asik terlartut dalam saat-saat ini.
“ kau senang ? “ tanyaku
Rae rim mengangguk “ tentu saja “. Senyuamnnya. Dia tersneyum. Dan lagi-lagi senyuman itu yang membuatku damai. Mungkin hanya dia yang bisa membuatku senyaman ini.
Aku melirik am tanagnku sekilas. waktu 30 menit, sebentar lagi akan berakhir. Hanya tersisa 5 menit. Tiba-tiba saja rae rim berlari mendahuluiku.
“ oppa… kau bilang, kau adalah nama paling hebat. Kalau begitu, bisakah kamu mengejarku ? “ ucapnya lalu berbalik dan kemudian berlai lebih jauh lagi.
Lagi-lagi, angin musim gugur menerbangkan syalnya. Dia berusaha untuk eraihnya, namun gagal, syal itu terbang kembali kejalanan. Baru saj dia akna berjalan untuk mengambil syalnya itu. namun aku teringat dnegan kejadian 30 menit yang lalau. Saat kesempatan kedua ini, belum aku miliki.
“ rae rim !!!! “ aku berteriak untuk mencegahnya. Untunglah dia mendengarku dan berhenti. aku emndekatinya. Dia mentapku heran.
“ kenapa ? aku ingin mengambil syal milikku. “
Kupegang kedua bahunya dnegan lembut dan kutatap matanya dalam-dalam. “ tunggu disini. Biar aku yang mengambilkannya untukmu. “
Dia mengangguk dnegan pelan. Seperti ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya. Waktu 30 menit, akan segera berakhir dalam hitungan detik. Sebenatr lagi, takdir akan berubah.
Ciiiiiiiiiiiiiiitttt !!! brakkk !!!
Waktu bergerak jauh lebih cepat. 30 menit telah habis. Takdir memang berubah. Tapi aku harus membayar semua itu. karena taka da yang gratis didunia ini. aku hanya manusia biasa. aku tak dapat mengulang apapun, tak dapat merubah apapun. Hanya ini yang bisa kulakukan. Berat rasanya aku mengatakan ini, tapi aku memang harus mengatakan ini. untuk terakhir kalinya. “ jalgayo, ne sarang. Selamat tinggal. Maaf, aku tidka bisa menepati janjiku. Berbahagialah. Takdir sudah berubah, aku membayar mahal atas semua itu. jangan sia-siakan semua yang sudah aku perbuat. Teruskan hidupmu. Jangan menangis, suatu saat nanti, kita pasti akan bertemu lagi. Gidarike…. Tunggulah… teruslah tersneyum. Karena senyumanmu, adalah pelangi untukku. satu kata untumu yang tidka akan pernah lelah aku ucapkan ‘SARANGHAE‘.
THE END
gimana ? hancurkah ? ini kubuat dalam waktu kurang dari 1 jam, jadi rada buru-buru. mian kalau ada kata-kata yang salah. apapun itu, keep RCL< yo...
gomawo :)) yeorobun !!! HWAITING !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar